Senin, 27 Desember 2010

kesadahan oleh " liza maNiezzz"

apa sich yang dimaksud dengan kesadahan???????????
lets check it out....

A.Pengertian Kesadahan
Kesadahan air adalah kandungan mineral-mineral tertentu di dalam air, umumnya ion kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dalam bentuk garam karbonat. Air sadah atau air keras adalah air yang memiliki kadar mineral yang tinggi, sedangkan air lunak adalah air dengan kadar mineral yang rendah. Selain ion kalsium dan magnesium, penyebab kesadahan juga bisa merupakan ion logam lain maupun garam-garam bikarbonat dan sulfat.
Kesadahan air adalah kemampuan air mengendapkan sabun, dimana sabun ini diiendapkan oleh ion-ion yang saya sebutkan diatas. Karena penyebab dominan/utama kesadahan adalah Ca2+ dan Mg2+, khususnya Ca2+, maka arti dari kesadahan dibatasi sebagai sifat / karakteristik air yang menggambarkan konsentrasi jumlah dari ion Ca2+ dan Mg2+, yang dinyatakan sebagai CaCO3
B. Penyebab Kesadahan
Karena Kation Logam multivalen dapat bereaksi dengan sabun membentuk suatu endapan sehingga mengurangi kemampuan sabun. Dan kation ” tersebut dengan adanya anion” yang terlarut dalam air akan menyebabkan terjadinya kerak.
Pasangan Kation “Penyebab kesadahan & Anion” Utama
Kation Penyebab Kesadahan    Anion
Ca2+
Mg2+
Sr2+
Fe2+
Mn2+    HCO3-
SO4 2-
Cl-
NO3-
SiO3 2-
.Ciri-ciri air sadah
- Sabun sukar berbusa
-Terjadinya pembentukan kerak pada ketelkap dan pipa uap pada saat menguapkan air.
C.Jenis-jenis kesadahan
Kesadahan ada dua jenis, yaitu :
1.Kesadahan sementara   
             Air sadah sementara adalah air sadah yang mengandung ion bikarbonat (HCO3-), atau boleh jadi air tersebut mengandung senyawa kalsium bikarbonat (Ca(HCO3)2) dan atau magnesium bikarbonat (Mg(HCO3)2). Air yang mengandung ion atau senyawa-senyawa tersebut disebut air sadah sementara karena kesadahannya dapat dihilangkan dengan pemanasan air, sehingga air tersebut terbebas dari ion Ca2+ dan atau Mg2+. Dengan jalan pemanasan senyawa-senyawa tersebut akan mengendap pada dasar ketel. Reaksi yang terjadi adalah : Ca(HCO3)2 (aq) –> CaCO3 (s) + H2O (l) + CO2 (g).
           Kesadahan sementar ini dapat / mudah dieliminir dengan pemanasan (pendidihan), sehingga terbentuk encapan CaCO3 atau MgCO3.
Reaksinya:
Ca(HCO3)2 -dipanaskan–> CO2 (gas) + H2O (cair) + CaCO3 (endapan)
Mg(HCO3)2 -dipanaskan–> CO2 (gas) + H2O (cair) + MgCO3 (endapan)
2.Kesadahan tetap   
               Adalah kesadahan yang disebabkan oleh adanya garam-garam klorida, sulfat dan karbonat, misal CaSO4, MgSO4, CaCl2, MgCl2. Air sadah tetap adalah air sadah yang mengadung anion selain ion bikarbonat, misalnya dapat berupa ion Cl-, NO3- dan SO42-. Berarti senyawa yang terlarut boleh jadi berupa kalsium klorida (CaCl2), kalsium nitrat (Ca(NO3)2), kalsium sulfat (CaSO4), magnesium klorida (MgCl2), magnesium nitrat (Mg(NO3)2), dan magnesium sulfat (MgSO4).
Air yang mengandung senyawa-senyawa tersebut disebut air sadah tetap, karena kesadahannya tidak bisa dihilangkan hanya dengan cara pemanasan. Untuk membebaskan air tersebut dari kesadahan, harus dilakukan dengan cara kimia, yaitu dengan mereaksikan air tersebut dengan zat-zat kimia tertentu. Pereaksi yang digunakan adalah larutan karbonat, yaitu Na2CO3 (aq) atau K2CO3 (aq). Penambahan larutan karbonat dimaksudkan untuk mengendapkan ion Ca2+ dan atau Mg2+. CaCl2 (aq) + Na2CO3 (aq) –> CaCO3 (s) + 2NaCl (aq) Mg(NO3)2 (aq) + K2CO3 (aq) –> MgCO3 (s) + 2KNO3 (aq) Dengan terbentuknya endapan CaCO3 atau MgCO3 berarti air tersebut telah terbebas dari ion Ca2+ atau Mg2+ atau dengan kata lain air tersebut telah terbebas dari kesadahan.

          Kesadahan tetap dapat dikurangi dengan penambahan larutan soda – kapur (terdiri dari larutan natrium karbonat dan magnesium hidroksida ) sehingga terbentuk endapan kalium karbonat (padatan/endapan) dan magnesium hidroksida (padattan/endapan) dalam air.
Reaksinya:
CaCl2 + Na2CO3 –> CaCO3 (padatan/endapan) + 2 NaCl (larut)
CaSO4 + Na2CO3 –> CaCO3 (padatan/endapan) + Na2SO4 (larut)
MgCl2 + Ca(OH)2 –> Mg(OH)2 (padatan/endapan) + CaCl2 (larut)
MgSO4 + Ca(OH)2 –> Mg(OH)2 (padatan/endapan) + CaSO4 (larut)
D.Satuan ukuran kesadahan
ada 3, yaitu :   
1. Derajat Jerman, dilambangkan dengan °D       
2. Derajat Inggris, dilambangkan dengan °E   
3. Derajat Perancis, dilambangkan dengan °F
Dari ketiganya yang sering digunakan adalah derajat jerman, dimana 1 °D setara dengan 10 mg CaO per liter. artinya jika suatu air memiliki kesadahan 1 °D maka didalam air tersebut mengandung 10 mg CaO dalam setiap liternya.
Dari keterangan diatas mungkin bisa saya beri contoh paling sederhana yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari mengenai kesadahan, yaitu : Jika di suatu tempat anda mencuci apapun menggunakan sabun dan ternyata busa yang terbentuk jumlahnya dibawah perkiraan anda atau tidak seperti biasanya sehingga utuk memperbanyak busa (karena sugesti bahwa mencuci yang baik harus banyak busa) anda harus menambah sabun sehingga mengakibatkan boros sabun, maka besar kemungkinan air yang digunakan utnuk mencuci tersebut memiliki kesadahan tinggi. Hal itu terjadi karena sebagian sabun yang ditambahkan kedalam air bereaksi dengan garam karbonat dari Ca2+ dan Mg2+.
Jika menemukan endapan putih seperti bedak atau kadang berbentuk kerak didasar panci untuk memasak air, maka besar kemungkinan air yang dimasak tersebut memiliki kesadahan tinggi. Hal itu terjadi karena gas CO2 lepas saat pemanasan, sehingga yang tertinggal hanya endapan karbonat, terutama kalsium karbona
E.Dampak  Kesadahan   
a.penyumbatan pembuluh darah
b. Menimbulkan Batu Ginjal   
c Menimbulkan Kerak Pada Dasar Ketel
d. memboroskan sabun

Air sadah tidak begitu berbahaya untuk diminum, namun dapat menyebabkan beberapa masalah. Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral, yang menyumbat saluran pipa dan keran. Air sadah juga menyebabkan pemborosan sabun di rumah tangga, dan air sadah yang bercampur sabun dapat membentuk gumpalan scum yang sukar dihilangkan. Dalam industri, kesadahan air yang digunakan diawasi dengan ketat untuk mencegah kerugian. Untuk menghilangkan kesadahan biasanya digunakan berbagai zat kimia, ataupun dengan menggunakan resin penukar ion.

F.Cara menghilangkan Kesadahan
1.Pelunakan pertukaran Ion (Ion exchange softening)
     Juga dikenal sebagai pelunakan zeolit (zeolite softening), air melalui suatu saringan yang berisi resin granular (butiran-butiran kecil). Di dalam saringan, dikenal sebagai pelunak (softener), calsium dan magnesium di dalam air ditukar (exchanged) pada sodium dari resin granular (butiran-butiran kecil). Air yang dihasilkan nantinya mempunyai kesadahan (hardness)  0 mg/L dan harus dicampur dengan air sadah untuk mencegah terjadinya masalah kelunakan (softness) ketika air didtribusikan ke rumah-rumah penduduk.
Pelunakan pertukaran ion tidak memerlukan pengadukan cepat, bak flokulasi, dan bak sedimentasi seperti yang terjadi pada pelunakkan dengan kapur-abu soda. Sebagai tambahan, proses ini tidak memakan banyak waktu seorang operator. Pelunakan pertukaran ion adalah sangat efektif pada penurunan kesadahan karbonat dan non karbonat, dan pelunakan dengan pertukuran ion sering digunakan untuk kesadahan non karbonat yang tinggi dengan total juga mempunyai kerugian. Kalsium dan magnesium di (dalam) air kesadahan kurang dari 350 mg/L.
Bagaimanapun, pelunakan dengan pertukaran ion (ion exchange softening) mengandung mineral digantikan oleh ion sodium, yang dapat menyebabkan permasalahan kesehatan karena air yang dikonsumsi mengandung kadar garam. Penanganannya adalah pelunak (softner) harus di backwash dengan cara yang sama seperti pada saringan, dan memberikan imbuhan air, keadaan seperti itu kita kenal dengan nama brine.


2. Pelunakan Reverse-Osmosis (Reverse-osmosis softening).
Pelunakkan ini mengalirkan air dengan tekanan melalui suatu selaput semi-permeable. Kalsium, magnesium, dan padatan terlarut (dissolved solid) ditangkap ketika air yang dilunakkan dilewatkan melalui membran tersebut.
3. Electrodialysis.
Pelunakkan dengan cara ini air dilewatkan diantara dua plat dengan muatan listrik. Metal-metal di dalam air ditarik ke plat dengan muatan negatif sementara yang non metal ditarik ke plat dengan muatan positif. Kedua jenis ion ini dapat ditangani dengan plat. Electrodialysis sering digunakan pada air yang sangat sadah, dengan kesadahan lebih dari 500 mg/L sebagai CaCO3.
4. Penyulingan (Distillation).
Pelunakkan dengan cara ini dilakukan dengan penguapan air. Air yang diuapkan meninggalkan semua senyawa kesadahan, sehingga air yang dihasilkan menjadi lunak.
5. Pembekuan (Freezing)
Juga dapat digunakan untuk menurunkan kesadahan.

KLB malaria

A.Pengertian Malaria
    Penyakit Malaria adalah penyakit yang disebabakan oleh parasit Malaria (plasmodium) bentuk aseksual yang masuk kedalam tuuh manusia yang ditularkan oleh nyamuk malaria (anopheles) betina (WHO. 1981).
    Penyakit Malaria endemis dibeberapa wilayah Indonesia, Parasit Malaria yang terbanyak ditenukan di Indonesia adalah plasmodium vivax, flasifarum atau campuran keduanya. Sementara plasmodium ovale malariae hanya pernah ditemukan di Sulawesi dan Irian Jaya.
    Batasan KLB Malaria adalah meningkatkan jumlah kesakitan baru dua kali atau lebih dibandingkan bulan yang sama dalam tahun lalu atau 1 bulan sebelimnya pada tahun yang sama disuatu wilayah, disertai adanya kematian karena gejala Malaria atau keresahan pada masyarakat.

B.Gambaran Klinis
Gejala klinis yang ditimbulkan oleh penyakit Malariapada dasarnya bagi penderita yang masih sensitif secara berurutan meliputi: menggigil (15-60 menit), demam (2-6 jam) anatara 37,5-40°C, berkeringat (2-4 jam). Gejala lain yang mungkin timbul adalah saklit kepala, mual atau muntah dan diare serta nyeri otot pegal-pegal pada orang dewasa.
Pada Penderita Malaria dengan komplikasi (berat) gejala yang timbul adalah gangguan kesadaran, kejang, panas tinggi, pucat/ anemia, mata dan tubuh menguning serta pendarahan hidung, gusi, saluran pencernaan, jumlah kencing bekurang (oliguri), tidak dapat makan dan minum, warna urien seperti tua  sampai kehitaman, dan nafas cepat.
Kasus Malaria adalah semua penderita Malaria dan semua penderita tersangka Malaria atau Malaria Klinis.


Penyakit Malaria dikatahui berdasarkan:
1.    diagnosa tersabgka Malaria yang disebut Malaria Klinis, yaitu penyakit malaria yang diketahui hanya berdasarkan.
2.    diagnosa laboratorium yang disebut positif Malaria atau penderita Malaria, yaitu penyakit Malaria yang diketahui berdasarkan pemeriksaan mikroskopis terhadap sediaan darah, dinyatakan positif jika pada pemeriksaan tersebut ditemukan plasmodium. Seseorang dapat ditulari oleh P. Falcifarum, atau P. Vivax/malariae atau campuran keduanya.

C. Etiologi
    Terdapat 3 type plasmodium penyebab penyakit malaria, yaitu plasmodium falsifarum penyebab malaria tropika,plasmodium vivax penyebab malaria tertiana, plasmodium malariae panyebaba malaria quartana.

D.Masa Inkubasi
Masa inkubasi pada tubuh manusia disebut masa inkubasi Intrinsik, yaitu wakyu manusia digigit nyamuk yang infectid (masuknya sporozoit) sampai timbul gejala klinis/demam kira-kira 12 hari untuk plasmodium falciparum, 15 hari untukplasmodium vivax, 28 hari untuk plasmodium malariae, dan 17 hari untuk plasmodium ovale.

E.  Sumber dan Cara Penularan
Sumber penyakit adalah manusia yang merupakan sebagai hoat intermediate dan nyamuk anopheles betina yang infected sebagai host devinitive.

F.    Pengobatan
Pengobatan ditujukan untuk mengurangi kesakitan, mencegah kematian, menyembuhkan penderita dan mengurangi kerugian akibat sakit. Disamping itu mencegah kemungkinan terjadinya penularan penyakit dari seseorang yang mengidap penyakit kapada prang sehat lainnya melalui gigitan nyamuk penular.


Pengobatan terdiri dari:
a.    Pengobatan Malaria klinis yaitu: pengobatan diberikan berdasarkan diagnsa klinis.
b.    Pengobatan radikal yaitu: diberikan berdasarkan diagnosa laboratorium.
c.    Pengobatan masal yaitu:pengobatan diberikan kepada semua penduduk diwilayah KLB.
d.    Pengobatan malaria berat yaitu: diberikan kepada penderita dengan gejala malaria berat.
e.    Pengobatan resisten yaitu: diberikan kepada penderita di suatu wilayah yang telah dinyatakan resisten berdasarkan uji efikasi obat terhadap plasmodium falciparum.
Disamping itu ada upaya pencegahan penularan melalui pangobatan yang disebut prophylaxis.
G.    kejadian luar biasa
a.    penyelidikan epidemiologi
Penyelidikan epidemiologi dilakukan apabila terjadi peningkatan kasus atau kematian malaria berdasarkan laporan pasif (unit pelayanan kesehatan), atau pun dari laporan Activie Case Detection (kunjungan rutin dari rumah ke rumah) atau berdasarkan hasil survei tertentu (misal kontak survei,Mass fever survei dll) serta laporan atau keresahan di masyarakat.
Penegakkan diagnosis KLB dilakukan berdasarkan:
-    gambaran distribusi gejala
-    pemeriksaan laboratium pada beberapa kasus klinis
-    gambaran epidemiologi kematian akibat malaria
pemastian KLB apabila memenuhi salah satu criteria sebagai berikut:
-    peningkatan jumlah kasus 2 kali atau lebih dibandingkan pada periode waktu bulan yang sama pada tahun sebelumnya atau dibandingkan pada bulan sebelumnya di suatu kecematan, desa/kelurahan.
-    Plasmodium falciparum dominan


Laporan penyelidikan epidemiologi sebaiknya dapat menjelaskan:
•    penetapan diagnosis KLB malaria

•    penyebaran kasus menurut waktu (minggu/bulanan)
a.    Membuat grafik fluktuasi kasus bulanan (insidens rate baik secara positif,klinis atau  laporan bulanan puskesmas.
b.    Membuat curva grafik kasus mingguan pada tahun kejadian di wilayah yang terjangkit, dibandingkan tahun sebelumnya, untuk menentukan kasus awal dan masa inkubasi KLB. Sumber data register puskesmas/ laboratorium.

•    Wilayah geografi (RT/RW,desa dan kecamatan),umur dan factor lainnya yang diperlukan, misalnya sekolah, tempat kerja, dsb.
a.    Membuat grafik distribusi kasus per lokasi yang menunjukan peningkatan saat ini disbanding pada tahun yabg lalu. Sumber data registrasi  puskesmas/laboratorium atau laporan bulanan puskesmas.
b.    Membuat spot map distribusi kasus (attack rate). Sumber data registrasi puskesmas/laboratorium.
c.    Distribusi kematian per lokasi dan adanya penderita malaria berat. Sumber data catatan puskesmas.
d.    Membuat table dan grafik kasus per lokasi berdasarkan golongan umur,jenis kelamin dan jenis pekerjaan, pada saat kejadian. Sumber data catatan puskesmas.

•    Peta wilayah berdasarkan faktor resiko lingkungan dan perilaku:
a.    Adanya tempat perindukan potensial pada wilayah tersebut atau kemungkinan jangkauan vektor ke wilayah tersebut. Sumber data hasil survey  pengamatan vektor.
b.    Perilaku masyarakat pada malam hari dan perilaku mencari pengobatan.
c.    Perilaku provider setempat.
d.    Hasil pengamatan vektor untuk mengetahui vektor yang berperan, perilaku vektor dan tempat perindukan potensial.
e.    Hasil pengamatan adanya perubahan lingkungan, atau adanya penduduk musiman.
f.    Hasil pengamatan terhadap iklim dan curah hujan.

•    Karakteristik penularan
a.    Terjadi penularan setempat yaitu apabila ditemukan vector, ditemukan tempat perindukan potensial, ditemukan kasus berumur dibawah 9 tahun positif malaria atau terdapat sekelompok wanita dengan positif malaria.
b.    Terjadi penularan di luar wilayah kejadian yaitu apabila tidak ditemukannya tanda-tanda penularan setempat.
•    Starus KLB pada saat penyelidikan epidemiologi dilaksanakan serta perkiraan peningkatan dan penyebaran KLB.
•    Rencana upaya penanggulangan:
    Penanggulangan
Penanggulangan yang dilakukan dengan bertujuan untuk mencegah atau membatasi penularan penyakit malaria di rumah penderita/ tersangka malaria dan lokasi sekitarnya serta ditempat-tempat umum yang diperkirakan dapat menjadi sumber penularan penyakit malaria lebih lanjut dengan langkah-langkah seperti berikut:
1.    pengobatan klinis kasus kepada penderita yang ditemukan di lapangan dan dibawa kerumah sakit.
2.    pengobatan masal pada seluruh penduduk yang berada diwilayah KLB dengan resiko penularan.
3.    pemberatasan vektor, dengan melakukan penyemprotan rumah atau upaya  lainnya yang diperkirakan dapat memutuskan mata penularansecepatnya seperti pemasangan kelambu berinsektisida atau larviciding.
    Surveilan ketat pada KLB







DAFTAR PUSTAKA

a.    Bres, P.Tindakan Darurat Kesehatan Masyarakat Pada Kejadian Luar Biasa Petunjuk Praktis,Gajah Mada University Press, cetakam pertama, 1995, Yogyakarta.
b.    Chin, James, Control Of Commuicable Diseases Manual, American Public Health Association, 17 th Editions, 2000, Washington.
c.    Ditjen Ppm-Pl, Depkes RI, Petunjuk Teknis Pelaksanaan SKD-KLB Penyakit Menular dan Keracunan,1995, Jakarta.

elektrostatic precipitation

OLEH
LIZA MARNIS
091113881


DOSEN PEMBIMBING
BURHAN MUSLIM,SKM,M.Kes


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PADANG
        2010/2011
BAB I
PENDAHULUAN
1.    LATAR BELAKANG
Udara sebagai komponen yang penting dalam kehidupan perlu dipelihara dan  tingkatkan.Sehingga dapat memberikan daya dukungan hidup yang optimal bagi makhluk hidup.
Dampak dari pencemaran udara tersebut adalah menyebabkan penurunan kualitas udara, yang berdampak negatif terhadap kesehatan manusia. Ukuran partikulat debu bentuk padat maupun cair yang berada di udara sangat tergantung kepada ukurannya.Ukuran partikulat debu yang membahayakan kesehatan umumnya berkisar antara 0,1 mikron sampai dengan 10 mikron. Pada
umumnya ukuran partikulat debu sekitar 5 mikron merupakan partikulat udara yang dapat langsung masuk kedalam paruparu dan mengendap di alveoli. Partikulat yang lebih besar dapat mengganggu saluran pernafasan bagian atas dan menyebabkan iritasi .
Oleh karena itu diperlukan suatu alat pemisah partikulat. Beberapa jenis pengontrol partikulat yang ada antara lain adalah inertial separator (settling chamber, baffle chamber, dan cyclone), fabric filter (baghouse), wet scrubber dan elektrostatik presipitator (ESP). Inertial separator memisahkan partikulat dengan menggunakan kombinasi gaya seperti sentrifugal, gravitasi dan inersia. Salah satu jenis inertial separator yaitu cyclone. Alat pengendali partikulat yang dapat menangani partikulat lengket adalah wet scrubber, scrubbing liquid dikontakkan dengan aliran gas yang mengandung partikulat. Namun wet srcubber juga memiliki kekurangan yaitu harus menggunakan material anti korosi dalam menangani gas asam. Menyebabkan polusi air sehingga
dibutuhkan perlakuan lebih lanjut.

2.    TUJUAN
1.untuk mengetahui pengertian dari elektrostatik presipitator (ESP).
2. untuk mengetahui prinsip kerja elektrostatik presipitator (ESP).
3. untuk mengetahui metoda dari elektrostatik presipitator (ESP).
4. untuk mengetahui jenis-jenis dari elektrostatik presipitator (ESP).

BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN ELECTROSTATIC PRECIPITATION
Electrostatic Precipitator adalah alat yang digunakan untuk menangkap partikel-partikel (mis: debu) dengan menggunakan prinsip elektrostatis. Dari asal katanya, Precipitator adalah alat yang digunakan untuk mengendapkan sesuatu. Sedangkan Electrostic adalah sebuah fenomena listrik dimana muatan listrik berpindah dari satu potensial tinggi ke potensial rendah tanpa adanya bagian yang bergerak (bandingkan dengan generator).
Jadi terjemahan bebas Electrostatic Precipitator adalah alat yang digunakan untuk mengendapkan debu/partikel padat dengan memanfaatkan prinsip elektrostatis.
B.    JENIS-JENIS  ELECTROSTATIC PRECIPITATION
1)    negatively charged dry precipitators
Jenis ini paling sering digunakan di PLTU batubara, pabrik semen, atau kraft pulp mills.

2)    negatively charged wetted-wall precipitators
Jenis ini sering digunakan untuk mengumpulkan mistatau partikulat yang sedikit basah
3)    positively charged two-stage precipitators
Jenis ini digunakan untuk menyisihkan mist

C.    DASAR  TEORI
Elektrostatik static precipitators yang dipasangkan pada sistem cerobong asap digunakan untuk menjebak abu terbang sisa pembakaran yang ikut terbawa dalam asap. Teknik yang digunakan adalah dengan menjebak partikel halus menggunakan listrik bertegangan tinggi dan menampungnya di adah khusus. ESP mengurangi lebih dari 99% partikel-partikel pembakaran.
Jumlah unit presipitator yang disediakan: 2 per boiler.
Potensial tinggi adalah suatu keadaan dimana di daerah tersebut kaya dengan elektron sedangkan potensial rendah adalah suatu keadaan dimana di daerah tersebut miskin dengan elektron. Hal ini sesuai dengan prinsip aliran listrik yaitu listrik mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah (banyak elektron –> sedikit elektron).
Batere memiliki dua kutub, positif dan negatif. Kutub positif adalah kutub yang memiliki lebih sedikit elektron sedangkan kutub negatif adalah kutub yang memiliki lebih banyak elektron. Saat batere dipakai, elektron mengalir menuju kutub yang memiliki jumlah elektron lebih sedikit sehingga akhirnya jumlah elektron yang ada di kedua kutub menjadi sama yang kemudian batere dikatakan habis.
 Sifat listrik diatas inilah yang kemudian digunakan sebagai ide awal pembuatan Electro Static Precipitator (ESP). ESP secara garis besar terdiri dari 3 (tiga) komponen utama yaitu Discharge Electrode, Collection Electrode dan Hammering Device (tidak tampak dalam gambar).
Discharge Electrode (DE) adalah elektroda yang dialiri pulsa arus DC tegangan tinggi negatif sehingga menghasilkan medan listrik negatif. Collection Electrode (CE) adalah elektroda yang di-tanahkan. Sedangkan Hammering Device (HD) adalah alat yang digunakan untuk melepaskan debu/partikel yang menempel pada Collecting Electrode. Karena DE adalah elektroda yang mendapat suplai energi listrik, maka pada daerah sekitar DE merupakan daerah dengan medan listrik terkuat. Semakin jauh dari DE, maka medan listrik negatif akan semakin lema
Di area antara DE dan CE terbagi menjadi dua area yang mengalami kejadian berbeda pula. Di daerah dekat dengan DE dimana pengaruh medan listrik negatif sangat besar, elektron bebas menabrak elektron molekul gas, sedang pada inter electrode region dimana pengaruh medan listrik negatif tidak terlalu besar, elektron bebas menempel pada molekul gas.
Dischage Electrode menghasilkan medan listrik negatif dimana medan listrik tersebut menghasilkan elektron dalam jumlah banyak di sekitar daerah DE.Setelah diketahui ternyata di daerah DE ada bejibun elektron dan CE yang ditanahkan maka sudah kodratnya   lah, elektron yang berkeliaran pada DE akan menuju CE. Elektron ini bergerak dengan kecepatan tinggi menuju CE. Jika dipetakan berdasarkan tingkat kecepatan, kecepatan elektron tertinggi berada pada daerah di sekitar DE dan semakin menurun kecepatannya apabila semakin jauh dari DE.
Kodrat elektron yang menuju CE inilah yang kemudian dimanfaatkan untuk menangkap debu hasil pembakaran boiler yang dilewatkan melalui ESP. Debu yang dilewatkan ke dalam medan listrik tersebut akan menabrak elektron yang berkeliaran menyebabkan molekul gas kehilangan elektron dan menjadi molekul bermuatan positif saja.
Begitu seterusnya sehingga semakin banyak elektron bebas. Karena satu elektron menabrak satu molekul gas dan dihasilkan dua elektron, begitu seterusnya. Proses multiplikasi elektron ini dinamakan dengan avalanche multiplication. Lalu bagaimana dengan proton bebas tersebut? Proton bebas ini bergerak menuju ke arah DE, mencari dimana potensial berbeda terbesar berada. (mirip seperti magnet, dimana Kutub Selatan tarik menarik dengan Kutub Utara).
Electrostatic Precipitator ( ESP ) adalah suatu perangkat listrik yang berfungsi sebagai alat pengendap atau pemisah debu dari udara yang menggunakan listrik statis. Dengan menggunakan ESP ini jumlah limbah debu yang keluar dari cerobong pembuangan bisa diturunkan hingga 95 – 99,8 %. ESP digunakan sebagai penyaring debu yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar pada burner. Untuk menghasilkan listrik statis digunakan unit transformator yang masing-masing melayani perangkat alat pada precipitator. Listrik statis yang diperlukan pada proses penyaringan debu diperoleh melalui Conventer AC/DC melalui transformator step up. Prinsip kerja ESP adalah melewatkan gas kotor melalui kamar-kamar yang berisi tirai-tirai elektroda. Elektroda-elektroda ini diberi tegangan tinggi DC sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan. Disini dijelaskan sistem pada ESP pada gas buang boiler sebagai penangkap limbah debu.
D.    Metoda
Cara kerja dari electro static precipitator (ESP) adalah :
 (1) melewatkan gas buang (flue gas) melalui suatu medan listrik yang terbentuk antara discharge electrode dengan collector plate, flue gas yang mengandung butiran debu pada awalnya bermuatan netral dan pada saat melewati medan listrik, partikel debu tersebut akan terionisasi sehingga partikel debu tersebut menjadi bermuatan negatif (-).
(2) Partikel debu yang sekarang bermuatan negatif (-) kemudian menempel pada pelat-pelat pengumpul (collector plate), lihat gambar 4. Debu yang dikumpulkan di collector plate dipindahkan kembali secara periodik dari collector plate melalui suatu getaran (rapping). Debu ini kemudian jatuh ke bak penampung (ash hopper), lihat gambar 1 dan 2, dan ditransport (dipindahkan) ke flyash silo dengan cara di vakum atau dihembuskan.
E.    Prinsip kerja
1.    Presipitator difungsikan dengan memberikan muatan listrik pada partikel.
2.    Partikel yang telah bermutan listrik tersebut selanjutnya dilewatkan pada plat yang bermuatan listrik berlawanan dengan partikel sehingga partikel akan menempel pada plat
3.    Bila partikel yang sudah banyak selanjutnya alat akan digoyang sehingga partikel yang menempel akan jatuh

F.    Proses-Proses Yang Terjadi
1.    Pemberian muatan listrik
-    Penambahan ion molekul gas
-    Penambahan atau pelepasan elekton dari material atau partikel
2.    Pembuatan medan listrik
Medan listrik dalam elektrostatik presipitasi dihasilkan dengan cara membuat tegangan tinggi arus DC pada dua buah  sistem elektroda
3.    Pelepasan partikel dari presipitator
-    Partikel yang berbentuk cair, dapat lepas dari presipitator dengan cara mengalir melalui dindind presipitator akibat pengaruh gravitasi.
-    Partikel yang berbentuk padat dapat dilepaskan dari presipitator dengan cara mengetuk secara periodic presipitator
-    Partikel yang menempel pada presipitator juga dapat dihilangkan dengn cara menyiram dinding sehingga partikel akan dibuang dalam  bentuk limbah cair.

G.    Gambar  Teknis
























BAB III

PENUTUP
3.1    KESIMPULAN
    Electrostatic Precipitator adalah alat yang digunakan untuk menangkap partikel-partikel (mis: debu) dengan menggunakan prinsip elektrostatis
    jenis-jenis  electrostatic precipitation  adalah negatively charged dry precipitators,positively charged two-stage precipitators,negatively charged wetted-wall precipitators
    Teknik yang digunakan adalah dengan menjebak partikel halus menggunakan listrik bertegangan tinggi dan menampungnya di adah khusus
    Prinsip kerja presipitator adalah Presipitator difungsikan dengan memberikan muatan listrik pada partikel.,Partikel yang telah bermutan listrik tersebut selanjutnya dilewatkan pada plat yang bermuatan listrik berlawanan dengan partikel sehingga partikel akan menempel pada plat,Bila partikel yang sudah banyak selanjutnya alat akan digoyang sehingga partikel yang menempel akan jatuh

3.2    SARAN
1.    Sebaiknya masyarakat  lebih memprhatikan kegiatan2 yang menimbulkan pencemaran udara
2.    Sebaiknya industry menggunakan teknologi tepat guna dalam pengendalian pencemaran udara yang mempunyai dampak terhadap kesehatan